Pertanyaan :
Bagaimana cara mencari isim fa'il dari fi'il tsulatsi ?
Jawab :
Caranya dengan membuang alamat استقبل lalu menambahkan alif diantara fa' dan 'ain fi'il karena ringannya alif sebagai ganti dari ya' tanda istiqbal yang telah dibuang tadi .
وعبارته : وطريق أخذه إن تحذف علامة الاستقبال من يعلم فتزيد الالف لخفتها بانسبة إلى غيرها من حروف الزوائدعواضاعن الياء المحذوفة بين الفاء والعين اها حل العقود ص٣٣
Pertanyaan : Bolehkah 'ainnya wazan dibaca selain kasroh ?
Jawab : Tidak boleh,kalau dalam fi'il mudhori'nya ain fi'il dibaca dhomah atau fatihah,maka 'ainnya wazan فا عِل harus dibaca kasroh يَنْصُرُ فَهُوَ نَا صِرُ , يَعْلَمُ فَهُوَ عَالِمُ , begitu juga kalau dibaca kasroh seperti يَضْرِبُ maka dalam 'ainnya wazan فا عِل juga harus tetap dibaca kasroh menjadi ضَارِبُ
وعبارته: لا يجوز غيرالكسر في عين المضارع فإن كان مضموماأومفتوحافى الأصلكسر نحو ناصر وعالم وإن كان مكسوراأبقى عليه نحو ضارب اها الفلاح ص٦٦
Pertanyaan : Mengapa Kyai مصنف dalam kitab مراح menetapkan kasroh walaupun terjadi التبس dengan alasan dlolurot ?
Jawaban : Sebab penetapan التبس itu lebih baik daripada menetapkan ثقل sebab lughot/bahasanya ulama' arabiyahpun selamat dari ثقل /keberatan ucapan.
وعبارته : لأن اختيار الا لتباس أولى من اختيار الثقل ,لأن لغتهم سالمة عن كل بشاعة وثقلة اها مراح الارواح ص٦٦
Pertanyaan : Bagaimana pendapat Ulama' lain atas jawaban صاحب المرح tadi ?
Jawaban : بعض الشارحين menentang atas jawaban tadi ,mereka mengatakan ضعيف pada jawaban tadi,sebab menurut mereka menetapkan ثقل jauh lebih baik daripada menetapkan ا لتباس
وعبارته : واعترض عليه بعض الشارحين بان هذاالجواب ضعيف لأن التزام الثقل أولى من التزاالاتباس اها الفلاح ص٦٦
1. Pertanyaan : Apa alasannya فَاعِلْ jika dibaca waqof ?
Jawab : فَاعِلْ bila dibaca waqof,tetapi harokat kasroh ditetapkan karena dlorurot.
وعبا رته : وكسر عينه بعد زيادة الالف لأن بتقدر الفتحة يصير شابها بماضى المفاعلة وبتقديرالضمة بثقل وبتقديرالكسرة أيضا يلزم الا لتباس بأمر باب المفاعلة ولكن أبقي مع ذلك للضرورة اها الفلاح ص٦٦
2. Pertanyan : Lalu apa maksud dari perkataan للضرورة tadi ?
Jawab : Maksudnya karena tidak memungkinkan untuk mendatangkan fatihah dan dlomah serta sukun sebab akan terjadi التقاء الساكنين
وعبا رته : اى لحدم امكان الفتح والضم كم بينا ولحدم امكان السكون لالتقاء الساكنين اها الفلاح ص٦٦
Seringkali kita melihat orang-orang ketika hatinnya riang gembira bernyanyi-nyayi dengan siulan,lantas apakah hukumnya bersiul di tinjau dari segi hukum fiqih ?
Jawab : Hukum bersiul adalah Makruh,artinya tidak ada pahala ataupu dosa jika bersiul atau sering disebut sisut.
Referensi dasar hukumnya : Kitab Al-Adab Asy-Syar'iyyah Juz 4 halaman 57.
Kamu jangan sering melihat orang lain yang secara lahiriyah punya nikmat lebih tinggi darimu.Kalau kamu tidak bisa mengelola hati,kamu bisa hasud dan dengki.Matamu itu batasi dari melihat hal-hal yang berpotensi membuat kamu tidak bersyukur.
#Gus Baha#
" Hidup tidak usah dibuat sulit,tidak usah ruwet.
Asal tidak maksiat,bisa menjadi pribadi yang menyenangkan
dan bermanfaat bagi banyak orang
serta tidak mengusik hidup orang lain,
itu sudah cukup."
# GUS BAHA#
